Bekasi, ForumJabar.com–Di Jabotabek sedang marak pedagang kopi “starling” atau starbak keliling kekinian. Kalau sebelumnya, menggunakan motor atau sepeda dengan ciri khas kopi sachet yang diseduh, kini starling kekinian menggunakan motor listrik.
Tak hanya itu, gerobak starling yang digunakan pun sudah lebih modern karena dimodifikasi menjadi semacam freezer tahan dingin. Fungsinya, untuk menyimpan kopi dan es batu agar tetap segar.
Dari tampak luar, gerobak yang merangkap freezer itu juga dicat dengan logo merek, gambar produk, dan daftar harga, sehingga terlihat lebih kekinian.
Berbeda dengan kopi starling sachetan yang harus diseduh dahulu dengan air panas, starling kekinian sudah menyiapkan gelas cup yag tersegel tutupnya. Jika ada pembeli, pedagang starling kekinian tinggal membuka segel lalu menambahkan es batu yang juga telah disediakan.
Soal rasa, varian kopi yang dijual starling kekinian tidak kalah dengan kopi ala cafe, alias dijamin enak. Harganya pun terjangkau, satu cup kopi termurah biasanya seharga Rp 8.000-Rp 10.00, sedangkan termahal tidak lebih dari Rp 20.000.
Yudi (28), pedagang starling Cata Coffee yang biasa mangkal di Kali Malang dekat Metropolitan Mall Bekasi, mengatakan, kopi yang dijual memang kopi ala cafe karena pemiliknya mantan karyawan di cafe.
“Bos saya pernah kerja di cafe, lalu keluar dan buka bisnis starling kekinian ini. Jadi rasanya pasti seperti kopi di cafe,” katanya.
Cata Coffee yang dijual Yudi terdiri dari enam varian rasa, Blackcata (kopi hitam), Coffmilkcata (kopi susu), JavaBrowncata (Kopi gula Jawa), Jingga cata (kopi strawberry), Chococata (kopi cokelat), dan Matchata (kopi matcha).
“Harga paling murah Rp 8.000 yaitu Blackcata, sementara termahal Jingga Cata, karena ini kopi dengan varian rasa strawberry yang unik,” jelas Yudi.
Setiap hari Yudi berjualan mulai pukul 10.00 WIB sampai 18.00 WIB. Ia mengambil gerobak starling di rumah bosnya di daerah Jatiwaringin Bekasi. Yudi mengaku baru satu bulan ini berjualan starling, dan biasanya ia membawa sekitar 50 cup per hari.
“Alhamdulilah selama satu bulan ini, 50 cup selalu habis setiap hari,” ujar Yudi.
Menurut Yudi, berjualan starling kekinian perlu trik tertentu agar dagangannya laris. Yakni harus pandai memilih tempat berjualan.
“Kalau siang, biasanya saya mangkal di sekolahan SMP atau SMA. Karena anak-anak SMP dan SMA suka dengan kopi model begini,” terang Yudi.
“Lalu menjelang sore saya akan bergeser ke ruko-ruko yang banyak karyawan. Biasanya mereka suka mencari kopi kalau menjelang sore,” tambah Yudi.
Setelah itu, saat sore menjelang Mahgrib, Yudi akan bergeser lagi ke dekat Mall atau pusat-pusat perbelanjaan. Hasilnya, kopi jualannya selalu laris manis.
Yudi yang sebelumnya bekerja sebagai driver ojol ini mengaku mendapat gaji per bulan. Selain gaji, ia juga mendapatkan tambahan bonus apabila dalam sehari mampu menjual lebih dari 30 cup.
Tidak semua merek kopi starling menyediakan gaji buat karyawannya. Tetapi ada yang dengan sistem komisi dan uang harian.
“Kawan saya ada yang seperti itu, dia mendapat komisi per cupnya Rp 1.000. Tapi dia dapat uang harian, kalau tidak salah Rp 60.000 per hari,” jelas Yudi.
Menurut Yudi, sistem gaji dan komisi sama saja. Karena penghasilannya juga tidak beda jauh.
“Yang penting, rajin jualan, rajin keliling, dan terus semangat,” ujar Yudi sembari tersenyum.