Jakarta, ForumJabar.com–Sebuah konferensi promosi investasi industri global yang diadakan untuk Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan, China selatan, baru-baru ini menjadi saksi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan Hainan Jiangpeng Holding Group dengan perusahaan Indonesia LELCO.
MoU tersebut terutama berfokus pada proyek kawasan industri perikanan modern dalam kerangka “Dua Negara, Taman Kembar” China-Indonesia.
Proyek kawasan industri perikanan tersebut akan mengintegrasikan keunggulan kebijakan yang disediakan Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan dan sumber daya kelautan Indonesia yang melimpah serta meningkatkan inovasi industri ke jenjang lebih tinggi.
Berdasarkan perjanjian kerja sama itu, kedua belah pihak akan mendorong pembangunan kawasan industri bagian China dengan kawasan industri perikanan modern Laut China Selatan. Sebelumnya, model pembangunan ini telah didirikan di Kota Danzhou, Provinsi Hainan sebagai landasannya.
Sementara itu, pihak LELCO berencana untuk merampungkan pembangunan kawasan industri di Pulau Jawa.
Setelah didirikannya kedua kawasan industri itu, kedua belah pihak akan terus memperdalam kerja sama. Di antaranyabidang budi daya benih ikan, budi daya ikan laut dalam (deep sea) dan digitalisasi teknologi perikanan.
Kedua belah pihak juga akan memperdalam transfer teknologi dan upaya penelitian terkait serta meningkatkan geliat perdagangan boga bahari kelautan internasional.
Menurut Presiden LELCO Oei Hironemus Utari, Hainan memiliki kondisi iklim yang mirip dengan Indonesia. Keduanya juga sama-sama memiliki industri perikanan yang unggul.
“Produk boga bahari Indonesia dapat diekspor ke Hainan dengan memanfaatkan kebijakan tarif di Pelabuhan Perdagangan Bebas Hainan. Selanjutnya dijual ke pasar China yang luas, hal ini dapat memberi dorongan baru ke dalam industri perikanan Indonesia,” katanya.
Oei merupakan salah satu pebisnis Indonesia yang datang ke Hainan baru-baru ini dengan tujuan mengikuti Pameran Produk Konsumen Internasional China kelima di Hainan. Mereka juga mengamati industri perikanan, penanaman padi, pembangkit listrik tenaga bayu, dan industri kelapa sawit di Hainan.
“Kami akan menyusun sebuah laporan setelah kembali ke Indonesia dan berharap dapat terus memperdalam kerja sama dengan Hainan,” ujar Oei.