Bekasi, ForumJabar.com–Tepat pada tanggal 15 Agustus 2025, Kabupaten Bekasi memperingati hari jadinya yang ke-75. Tujuh dekade lebih Kabupaten Bekasi hadir sebagai wilayah yang terus tumbuh—dari tanah agraris, medan perjuangan, hingga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Perjalanan panjang ini menyimpan jejak sejarah yang kaya akan nilai budaya, patriotisme, dan semangat pembangunan yang tak pernah padam.
Akar sejarah Kabupaten Bekasi dapat ditelusuri hingga masa Kerajaan Tarumanagara pada abad ke-5 Masehi. Dalam Prasasti Tugu yang ditemukan di wilayah Tugu, Jakarta Utara, disebutkan nama sungai Candrabaga, yang diyakini sebagai cikal bakal Kali Bekasi. Nama “Candrabaga” kemudian mengalami pelesapan bahasa menjadi Bhagasasi dalam naskah-naskah kuno Sunda, hingga akhirnya diserap menjadi “Bekasi”.
Sebagai bagian dari wilayah agraris di pesisir utara Jawa Barat, Bekasi sejak masa kerajaan Hindu-Buddha hingga era kolonial menjadi wilayah penting dalam rantai distribusi pangan dan komoditas. Sungai-sungai besar seperti Kali Bekasi, Citarum, dan Cikarang menjadi jalur perdagangan dan transportasi penting sejak zaman dahulu.
Tanah Patriot: Perlawanan dan Perjuangan
Sejarah Kabupaten Bekasi tidak dapat dilepaskan dari semangat perjuangan rakyatnya dalam melawan penjajah, terutama selama masa kolonial Belanda dan Jepang. Salah satu figur legendaris yang muncul dari tanah Bekasi adalah KH Noer Alie, ulama dan pejuang kharismatik yang menjadi tokoh utama perlawanan rakyat Bekasi dalam Agresi Militer Belanda II (1948–1949).
KH Noer Alie memimpin pasukan Hizbullah dan Laskar Rakyat dalam gerilya melawan tentara Belanda di wilayah Karawang, Tambun, dan Cibarusah. Semangat juang inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa Bekasi dikenal sebagai “kota patriot” dan masyarakatnya menyandang identitas sebagai patriot sejati.
BACA JUGA :
Sambut HUT RI ke 80, Warga Graha Asri Residence Gelar Fun Trail 8.0
Setelah kemerdekaan, secara administratif wilayah Bekasi menjadi bagian dari Karesidenan Jakarta. Namun pada 15 Agustus 1950, seiring pembentukan Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bekasi ditetapkan sebagai wilayah administratif tersendiri. Saat itu pusat pemerintahan masih berada di Kota Bekasi.
Pada tahun 1996, melalui UU No. 9 Tahun 1996, Kota Bekasi resmi memisahkan diri dari Kabupaten Bekasi dan menjadi kota otonom. Sejak saat itu, Cikarang ditetapkan sebagai ibu kota Kabupaten Bekasi, yang terus berkembang pesat sebagai pusat pemerintahan dan kawasan industri terpadu.
Transformasi Ekonomi: Dari Sawah ke Kawasan Industri Strategis
Mulai era Orde Baru, terutama sejak 1980-an hingga kini, Kabupaten Bekasi mengalami transformasi luar biasa. Dengan lokasi strategis di antara Jakarta dan Karawang serta akses tol yang mudah, wilayah ini menjadi magnet bagi investor.
Kawasan industri besar seperti:
-
MM2100
-
Jababeka
-
Delta Silicon (Lippo Cikarang)
-
GIIC (Greenland International Industrial Center)
telah mengubah wajah Bekasi menjadi salah satu pusat manufaktur terbesar di Asia Tenggara, menyumbang kontribusi signifikan terhadap PDB nasional dan penyerapan tenaga kerja.
Saat ini, Bekasi menampung lebih dari 4.000 perusahaan nasional dan multinasional di sektor otomotif, elektronik, kimia, makanan dan minuman, hingga logistik dan teknologi.
Peringatan HUT ke-75 ini menjadi momen reflektif dan inspiratif. Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berfokus pada penguatan infrastruktur, digitalisasi layanan publik, pendidikan berkualitas, serta pengembangan kawasan agropolitan dan pariwisata berbasis lokal.
Program strategis seperti:
-
Revitalisasi transportasi dan infrastruktur jalan
-
Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
-
Digitalisasi layanan perizinan OSS dan pelayanan publik
-
Penataan kawasan permukiman dan pemukiman kumuh
adalah bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten Bekasi sebagai daerah modern yang inklusif dan berkelanjutan.
Di tengah geliat industri, pelestarian budaya lokal tetap menjadi prioritas. Kabupaten Bekasi kaya akan kearifan lokal perpaduan Sunda dan Betawi, terlihat dari kesenian seperti:
-
Tari topeng bekasi,
-
Gamelan Sunda,
-
Tradisi nadran laut di pesisir,
-
Pencak silat dan palang pintu,
-
Kuliner khas seperti gabus pucung, sayur asem Bekasi, hingga kue sagon.
Melalui kegiatan tahunan seperti Festival Budaya Bekasi, Lomba Seni Tradisi, serta Revitalisasi Situs Sejarah (Situs Kaliabang, Gedung Juang 45 Tambun), masyarakat Bekasi diajak untuk terus mencintai dan melestarikan akar budayanya.
Bahkan saat ini, warga perumahan Graha Asri Residence juga mulai menggelar kegiatan Kampoeng Festive 2025. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak masyarakat lebih mengenal budaya Bekasi.
Memasuki usia ke-75, Kabupaten Bekasi berdiri tegak sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara yang strategis, sekaligus pemain utama dalam peta ekonomi nasional. Dengan semangat perjuangan dari masa lalu, energi pembangunan masa kini, dan harapan besar untuk masa depan, Bekasi siap melangkah menuju babak baru. (Yayat Suratmo)