Jakarta, ForumJabar.com–Grup perusahaan terkemuka asal Korea Selatan, LG Electronic Inc, menyatakan batal membangun pabrik baterai mobil listrik di Indonesia senilai Rp 164 triliun.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Rosan Roeslani secara blak-blakan membuka penyebab perusahaan tersebut mundur.
Menurut Rosan, LG diminta mundur oleh pemerintah Indonesia lantaran proses negosiasi dengan perusahaan tersebut dinilai terlalu lama.
MoU atau kesepakatan investasi proyek ini sudah terjadi pada tahun 2020. Namun hingga tahun 2025, MoU tersebut belum juga terlaksana.
“Karena negosiasi sudah berlangsung 5 tahun, nggak mungkin kan proyek itu berjalan lama gitu kan. Maka dikeluarkan sama Pak Bahlil dikirimkan Pak Bahlil ke LG Chem dan LG Energy Solution,” kata Rosan, Rabu di Jakarta, (22/04/2025).
BACA JUGA :
Pemerintah Pastikan LG Tetap Berinvestasi di Indonesia
Kementerian ESDM yang dipimpin Bahlil Lahadalia bahkan telah mengirimkan surat resmi untuk LG soal permintaan keluar dari proyek ekosistem baterai listrik Rp 164 triliun tersebut.
Surat itu, kata Rosan, disampaikan ke LG pada tanggal 31 Januari 2025.
Menurut Rosan, pemerintah membutuhkan kepastian dari LG mengingat banyaknya perusahaan yang akan berinvestasi di sektor baterai mobil listrik.
Akhirnya, posisi LG itu digantikan oleh perusahaan China Huayou. Perusahaan ini sudah mengirimkan proposal dan menyatakan minat berinvestasi di proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia.
“Karena memang dari Huayou juga berminat untuk berinvestasi, karena mereka teknologi juga sudah ada. Mereka yang akan me-replace posisi LG,” jelas Rosan.
Sebelumnya diberitakan, LG menarik diri dari proyek baterai mobil listrik di Indonesia. Berita ini sempat membuat heboh lantaran sejumlah perusahaan besar juga telah membatalkan investasinya di Indonesia.
Menurut informasi, penarikan diri LG dari konsorsium tersebut dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia sebab adanya pergeseran lanskap industri. Sementara, permintaan kendaraan listrik di dunia mengalami tren penurunan.