Bekasi, ForumJabar.com–Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana Megathrust di kawasan pesisir, Program Studi S1 Keperawatan Universitas Padjadjaran Kampus Pangandaran menyelenggarakan kegiatan Simulasi Bencana Megathrust (SIMEGA) PSDKU di PSDKU Unpad Pangandaran pada Sabtu, (30/11/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari metode pembelajaran berbasis proyek (Project-Based Learning) dalam mata kuliah Keperawatan Bencana yang menggabungkan edukasi, praktik lapangan, serta kolaborasi lintas sektor yang diselenggerakan oleh Sub-Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis Fakultas Keperawatan Unpad.
Pada kesempatan ini, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran Untung Saeful Rokhman, S.Sos., M.Si., menyampaikan apresiasinya atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan simulasi bencana ini karena bencana Megathrust merupakan ancaman yang nyata bagi masyarakat pesisir, khususnya di Pangandaran.
“Megathrust adalah ancaman nyata bagi masyarakat pesisir seperti Pangandaran. Melalui simulasi ini, Universitas Padjadjaran menunjukkan kepeduliannya terhadap kesiapsiagaan bencana. Kami berharap kolaborasi seperti ini terus berlanjut, baik dalam bentuk pelatihan maupun sosialisasi yang melibatkan masyarakat luas,” ujar Untung.
Tidak hanya itu, Polres Kabupaten Pangandaran juga turut memberikan dukungan bagi penyelenggaraan kegiatan ini serta memandang kegiatan ini sebagai langkah strategis yang memperkuat sinergi antara akademisi, masyarakat, dan aparat penegak hukum dalam menghadapi risiko bencana.
Ketua Program Studi S1 Keperawatan Kampus Pangandaran Dr. Siti Yuyun Rahayu Fitri, S.Kp., M.Si., mengatakan bahwa pendekatan berbasis lokal dalam kurikulum ini menjadi sangat penting dilakukan untuk memastikan bahwa lulusan tidak hanya unggul secara akademis, tetapi mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat luas. “Keunikan program studi kami terletak pada integrasi keperawatan pariwisata pada seluruh mata kuliah.
Kami ingin memastikan lulusan kami tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata di lapangan, khususnya dalam menghadapi situasi darurat seperti bencana megathrust,” jelasnya. Kegiatan simulasi ini melibatkan mahasiswa angkatan 2021 sebagai pelaksana utama, didukung oleh mahasiswa angkatan 2022, 2023, dan program studi lainnya.
Rangkaian kegiatan mencakup tiga fase utama manajemen bencana: pra-bencana, tanggap darurat, dan pasca-bencana. Selain menjadi sarana pembelajaran, kegiatan SIMEGA PSDKU juga berperan sebagai platform kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan ketahanan lokal terhadap risiko bencana.
Kegiatan ini juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDGs ke-3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan), ke-11 (Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan), dan ke-13 (Penanganan Perubahan Iklim). Dengan mengedepankan pendidikan berbasis praktik dan kolaborasi lintas sektor, simulasi ini menjadi bagian integral dari upaya membangun masyarakat yang lebih tangguh dan berkelanjutan.