Bekasi, ForumJabar.com–Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bekasi masih dibayangi politik uang. Hal ini terungkap dalam hasil survei Skala Institute dan Ragaplasma Research yang dipaparkan Jumat, (25/10/2024) di Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Survei menyebut, sebanyak 45,38 persen pemilih diprediksi mengubah pilihan akibat bujukan pemberian imbalan dalam bentuk uang, barang maupun jasa.
“Ada atensi khusus terkait perubahan pilihan yang disebabkan oleh faktor uang dan angkanya relatif besar,” kata Direktur Skala Institute Wahyu Ginanjar.
Survei dilakukan pada periode 1-7 Oktober 2024 dengan metodemultistage sampling di enam kabupaten dan kota di Jawa Barat yang kemudian dielaborasi dengan pilkada provinsi tersebut.
Keenam daerah itu meliputi Kabupaten Bekasi, Garut, Cianjur, Majalengka serta Kota Cirebon dan Kota Bandung. Hasilnya, Kabupaten Bekasi menjadi wilayah tertinggi yang terindikasi kental dengan politik uang.
“Dari keenam daerah itu, daerah dengan jumlah pemilih paling banyak tergiur politik uang yang kemudian mengubah pilihan suara adalah Kabupaten Bekasi,” ujar Wahyu.
Wahyu memaparkan survei dilakukan terhadap 400 responden di Kabupaten Bekasi dengan margin of error sebesar 5 persen, tingkat pendidikan lulusan perguruan tinggi 22,5 persen, SMA 58 persen, SMP 10,5 persen dan lulusan SD sembilan persen.
“Sedangkan kategori tingkat penghasilan responden meliputi rendah 32 persen, bawah 23,25 persen, menengah atas 38,25 persen dan atas 6,5 persen,” tutupnya.