Bekasi, ForumJabar.com–Oknum dokter BL yang bekerja di RSUD Cabangbungin resmi dipecat setelah diduga melakukan pelecehan seksual terhadap pasien.
Direktur RSUD Cabangbungin, Erni Herdiani, mengaku setelah menerima laporan soal dugaan pelecehan seksual, pihaknya langsung menggelar pemeriksaan internal.
Meski tidak menyebutkan hasil pemeriksaan, ia memastikan bahwa oknum dokter tersebut resmi dipecat dari RSUD Cabangbungin.
“Setelah semua pihak kami pertemukan dan proses ditelusuri, akhirnya kami mengambil keputusan dengan tidak memperpanjang masa kontraknya,” tegas Erni di RSUD Cabangbungin, Jumat (20/6/2025).
Erni menambahkan, sebagai institusi, pihak sebatas memberikan sanksi administratif kepada terduga pelaku. Sehingga ia menyarankan kepada korban untuk menempuh jalur hukum, apabila ingin prosesnya berlanjut ke ranah pidana.
“Saya sarankan juga, bila merasa belum puas dengan langkah kami, silakan membuat laporan resmi ke kepolisian. Karena sebagai direktur, ranah saya terbatas pada sisi administratif,” sarannya.
Erni sendiri mengaku berada di pihak korban. Bahkan ia sendiri marah setelah mendapat laporan ini.
“Saya sebagai perempuan juga merasa marah ketika menerima laporan ini,” kata Erni.
Sebelumnya, seorang ibu dua anak berinisial M (29), melaporkan pelecehan seksual yang menimpa dirinya saat mendampingi orangtuanya berobat di RSUD Cabangbungin.
Ia mengungkapkan, pelecehan itu terjadi setelah dirinya diminta mengikuti arahan untuk membuat keluhan medis palsu hingga masuk ke dalam mobil pelaku demi memuaskan hasrat seksualnya.
“Waktu itu saya lagi di apotek rumah sakit, diikuti terus sama dia. Langsung tiba-tiba berbisik ‘eh kamu tunggu di mobil saja yuk’,” kata M, Jumat (20/6/2025).
Peristiwa bermula pada akhir 2023 saat korban pertama kali mendampingi ayahnya berobat di RSUD Cabangbungin. Setelah melakukan pemeriksaan, oknum dokter meminta nomor kontak korban.
BACA JUGA :
Kades Samen Buka Lomba MTQ Perdana Tingkat Desa Telajung
Demi memperoleh nomor telepon, R bahkan menyampaikan diagnosa palsu atas kondisi kesehatan ayah korban.
“Dia bilang itu bapak saya ada tumor, ya spontan saya kaget dong. Namanya dibilang orang itu ada tumor, sedangkan bapak saya kan pemeriksaannya cuma kena paru-paru. Saya kasih nomor saya, tidak lama kemudian dokter itu WA dan bilang ternyata dia berbohong,” ucapnya.
Setelah peristiwa itu, oknum dokter tersebut kerap menghubungi korban hingga akhirnya korban memutuskan mengganti nomor telepon. Namun, ketika ayahnya kembali menjalani perawatan, mereka kembali bertemu, dan R kembali meminta nomor baru korban.
Setelah itu, komunikasi intensif kembali terjadi, bahkan mulai menjurus ke arah percakapan yang tidak pantas. Oknum dokter tersebut meminta korban membuat keluhan medis palsu agar bisa menjalani pemeriksaan USG bagian perut bawah.
Karena ditolak, korban kembali diminta mengikuti arahan dokter menuju ke mobilnya.
“‘Nanti kamu ke ruangan USG’ dia bilang begitu. Kan saya pikir masa iya orang saya nggak sakit perut bilang sakit perut. Terus kata dia ‘udah deh kamu ke sini aja ke mobil nanti aku kasih uang Rp200 ribu’. Ya kata saya, mau ngapain kan. Ada tuh WA nya itu, saya simpan,” kata korban.